Mengawa Ujian
Coretan
lalu, goresan tangan KangEdo
31/3-08
15.00
Mengawas
Ujian
Jam
menujukan pukul 15.00 para peserta ujian berlarian masuk ruang ujian,
mereka sibuk mencari tempat duduk untuk ujian, lalu petugas
ujian membagikan soal ujian setelah 15 menit berlalu, petugas ujian
lalu menandatangani kartu ujian peserta ujian lalu
peserta menandatangani presensi ujian atau daftar hadir peserta
ujian. Pada sore hari itu peserta ujian ada 20 peserta dengan
perbandingan 11 orang mahasiswi dan 9 orang mahasiswa, “lalu
apa hubunganya dengan mengawas ujian” kata petugas ujian
bergumam dalam hati.
Dia amati
satu persatu peserta ujian dari nomer 1 lalu nomer 2 lalu
nomer 3 dan seterusnya hingga nomer 20, lalu dia berpikir buat
apa ujian?lah “wong” sifat ujiannya terbuka dan semua
peserta punya catatan dan tahu pedoman yang semua jawaban ada
disana,”lalu tugas ku ini apa?!”gumamnya. Menjaga
orang ujian yang mencari jawaban ujian yang sudah ada di catatan dan
buku pedoman atau kah sekedar lalu, mengisi waktu yang pasti
akan berlalu.
Sambil
termenung dan menunggu waktu yang terus berlalu dia membuat coretan
lalu, goresan tangan, catatan tanpa arti makna, lalu
apa?! Lalu dia menulis Jam
menujukan pukul 15.00 para peserta ujian berlarian masuk ruang ujian,
mereka sibuk mencari tempat duduk untuk ujian, lalu petugas
ujian membagikan soal ujian setelah 15 menit berlalu, petugas ujian
lalu menandatangani kartu ujian peserta ujian lalu
peserta menandatangani presensi ujian atau daftar hadir peserta
ujian. Pada sore hari itu peserta ujian ada 20 peserta dengan
perbandingan 11 orang mahasiswi dan 9 orang mahasiswa, “lalu
apa hubunganya dengan mengawas ujian” kata petugas ujian
bergumam dalam hati.
Dia
amati satu persatu peserta ujian dari nomer 1 lalu nomer 2
lalu nomer 3 dan seterusnya hingga nomer 20, lalu dia
berpikir buat apa ujian?lah “wong” sifat ujiannya terbuka
dan semua peserta punya catatan dan tahu pedoman yang semua jawaban
ada disana,”lalu tugas ku ini apa?!”gumamnya.
Menjaga orang ujian yang mencari jawaban ujian yang sudah ada di
catatan dan buku pedoman atau kah sekedar lalu, mengisi waktu
yang pasti akan berlalu.
Dia
mengamati lagi, peserta ujian pertama perempuan, orangnya manis,
putih tidak langsing tidak pula terlalu gemuk dia asyik
membolak-balik buku catatannya dengan pasti ia yakin jawaban ujiannya
ada disana, lalu peserta ujian kedua memakai baju warna kuning
dengan rok panjang warna coklat muda begitu santai menulis jawaban di
kertas jawaban lalu yang nomer tiga seorang laki-laki dengan
potongan rambut pendek, berjaket hitam, memandangibuku
pedoman/pegangan dengan harapan menemukan jawaban, lalu
peserta ke empat masih seorang laki-laki dengan sepatu ketsnya sibuk
men”jinjit”kan kakinya yang bersepatukan kets putih
kucel, menyangga buku catatannya dengan gelisah lalu dengan
sibuknya ia merangkai kata-kata menjadi sebuah jawaban.
Dia mengamati lagi baris
ke lima atau no lima adalah perempuan keturunan arab “aku kira”
gumam pengawas, dengan terbungkuk-bungkuk menulis jawaban lalu
jari-jemarinya sibuk dengan kalkulatornya, lalu Di tempat
duduk nomer enam, masih seorang perempuan kecil tidak terlalu
kurus asik dengan tulisannya, lalu Nomer tujuh masih seorang
perempuan dengan kacamata minus sibuk membaca buku pedomannya, lalu
Nomer delapan masih seorang perempuan ia sibuk men”tipex”
jawabanya yang dirasa kurang pas, lalu Nomer sembilan masih
perempuan sibuk mencorat-coret kertas kosongnya”entah apa yang
dia buat...”gumam sang pengawas, lalu Nomor sepuluh
masih juga perempuan berkacamata ia sibuk dengan kalkulator dan
tenggelam dalam tulisannya, lalu Nomer sebelas baru laki-laki
berambut cepak kayak tentara sibuk berkata-kata sendiri dan sesekali
melirik temannya”siapa tahu ada bantuan kali ya...”gumam
pengawas dalam hati, lalu Nomor dua belas juga laki-laki
rambut pendek baju hitam kulit sawo mateng”kayak apa
coba?”gumam pengawas ujian sambil membayangkan film MEN IN
BLACK sibuk bolak balik catatannya seraya tak percaya catatannya
tidak lengkap “boleh ngopy temannya kali ya...”gumam
pengawas dalam hati.
Peserta
ujian nomor tiga belas seorang perempuan berkacamata dengan gagah
berani ”weleh koyo opo rek”gumam sang pengawas,eh
maksudnya dengan gemulai menghampiriku sambil menyerahkan jawaban
lalu berkata “capek ya mas” “weleh-weleh
pusing aku...”gumam sang pengawas lalu Nomor empat
belas laki-laki rambutnya cepak tenggelam dalam jawabannya, lalu
Nomor lima belas rambutnya agak kriting acak-acakan sibuk
memutar-mutar bolpoin mungkin dalam hatinya ia berkata”kapan
selesainya nih...”, lalu Nomor enam belas seorang
perempuan berkacamata mukanya berkerut-kerut memikirkan jawabnya
sudah bener belum yah, lalu Nomor tujuh belas seorang
laki-laki dengan baju kotak kotak sibuk mengambar di kertas kosong
menggambar kotak kotak”suka sekali ia dengan tema kotak
yah...”gumam si pengawas, lalu Nomor delapan belas
seorang laki-laki berjaket almamater dengan santai dia melihat kiri
kanan, lalu Nomor sembilan belas laki-laki sibuk liat kiri
kanan dan akhirnya dia melihat sebuah jawaban temannya yang di rasa
sesuai dengan keinginannya dia pun sibuk mencoteknya”awas lo
kamu tak catat dalam daftar hitam ku nanti”gumam pengawas, lalu
Nomor terakhir(20 red.) seorang perempuan “cukup cantik saya
kira diantara teman-temannya” gumam sang pengawas, sibuk
menulis jawaban sehingga tidak sadar kalau jawabannya dilirik
temannya. Lalu sang pengawas melihat jam Swis Armynya
“pemberian istri tercinta” gumamnya dalam hati lalu
dengan lantang dia berkata “WAKTU HABIS, SILAKAN DI
KUMPULKAN!!!” lalu kesimpulannya apa?